Thursday, September 26, 2019

Fakta Soal Harga Daging Kerbau India Tembus Rp 120.000/Kg | PT Rifan Financindo

Foto: Daging Kerbau di Pasar Jatinegara (Anisa Indraini/detikcom)

PT Rifan Financindo - Sebanyak 18 ribu ton daging kerbau beku asal India akan masuk ke Indonesia akhir tahun ini. Impor daging kerbau dilakukan untuk menekan harga daging sapi yang masih tinggi.

Alih-alih harga daging sapi turun, harga daging kerbau malah ikut melambung seperti yang terjadi di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur mencapai Rp 120.000 per kilogram (kg)

Tingginya harga daging kerbau ini memang jadi masalah tersendiri karena pemerintah hanya menetapkan harga daging kerbau impor asal India Rp 80.000/kg.

Berikut berita selengkapnya:
Pantauan detikcom di Pasar Jatinegara, harga daging kerbau sudah tembus di angka Rp 120.000 per kg. Seorang pedagang daging di Pasar Jatinegara, Azis (28) mengatakan, harga daging kerbau tersebut dipatok lantaran kondisi daging sudah dibersihkan dari lemak dan tetelan.

"Jual beku Rp 100.000/kg, jual bersih (tanpa lemak dan tetelan) Rp 120.000/kg," tutur dia saat berbincang dengan detikcom, Rabu (25/9/2019).

Pedagang lainnya bernama Yusuf (58) juga mengaku menjual daging kerbau dengan harga di atas Rp 90.000 per kg. Yusuf menjual daging kerbau seharga Rp 90.000-100.000 per kg dengan lemak.

"Harga Rp 90.000 ada yang mau juga dilepas. Daripada berbulan-bulan di sini," katanya.
Berikut ini rincian harga daging kerbau berdasarkan jenisnya di Pasar Jatinegara:
  • Daging kerbau kelapa: Rp 89.000 per kg
  • Daging kerbau sengkel: Rp 92.000 per kg
  • Daging kerbau kijen: Rp 93.000 per kg
Menurut Aziz, wajar saja pedagang menjual daging kerbau dengan harga tinggi bahkan hingga Rp 120.000 per kg. Ia beralasan, ada biaya lain yang harus ditanggung pedagang untuk mengolah daging sebelum dijual ke pembeli.

"Dari sana (pemasok) harga Rp 72.000 per kg dengan kondisi keras, kardus plastik ikut ditimbang, ya pas dibuka bungkusnya beratnya berkurang lah. 

Belum lagi ongkos di lapangan buat anak buah", ujarnya kepada detikcom saat ditemui di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (25/9/19).

Selain itu, Aziz juga menyebutkan bahwa kondisi daging kerbau impor berbeda dengan daging lokal. Menurutnya, daging kerbau setiap harinya akan mengalami penyusutan jika ditimbang. Belum lagi ditambah dengan ongkos untuk membuang tetelan.

"Sudah saya bersihkan, karena orang nggak mau kalau banyak tetelan-tetelan gitu," lanjut Aziz.

Biaya untuk membersihkan lemak dan tetelan itulah yang membuat harga daging kerbau jadi tinggi.

"Jual beku Rp 100.000/kg, jual bersih (tanpa lemak dan tetelan) Rp 120.000/kg," tandas dia.

Salah satu pedagang daging kerbau di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, bernama Yusuf (45) meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan soal impor daging kerbau yang akan masuk ke Indonesia Desember 2019.


Alasannya, pembeli daging kerbau sangat sedikit dibanding pembeli daging sapi sehingga tidak jarang stok daging kerbau masih tersisa tidak terjual.

Terkait hal itu, Kepala Bagian Humas Perum Bulog Tommy Wijaya mengatakan, bahwa impor daging kerbau merupakan kebijakan terakhir yang akan diambil pemerintah untuk mencukupi kebutuhan konsumsi agar harga tidak bergejolak.

"Itu masih kebijakan terakhir untuk mencukupi kebutuhan konsumsi saja. Sesuai kuota yang ditugaskan dan diberikan pemerintah", ungkapnya.

Mengenai kualitas daging kerbau, Tommy tidak membantah jika kualitas daging kerbau tidak sebagus dengan daging lokal, karena sudah dibekukan.

Sumber: Finance.detik
PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment