Wednesday, October 30, 2019

Duh! Harga Harga Emas Loyo Lagi, Kurang Tenaga untuk Naik | PT Rifan

PT Rifan  -  Gebrakan harga emas dunia rupanya hanya berlangsung sementara. Pada perdagangan tadi malam, harga emas dunia di pasar spot kembali terperosok ke bawah US$ 1.500/Oz.

Berdasarkan data investing.com harga emas dunia hingga pukul 19.37 waktu Amerika Serikat, harga emas dunia terkoreksi 0,1% ke level US$ 1.494,25. Padahal spekulasi The Fed akan memangkas suku bunga di pekan ini membuat harga emas "mengamuk", melesat sekitar 1% ke level US$ 1.517/troy ons pada perdagangan sesi AS Jumat (25/10/19) pekan lalu.


Berdasarkan data piranti FedWatch milik CME Group, sejak pekan lalu hingga hari ini pelaku pasar melihat probabilitas di atas 90% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).

Bank investasi ternama, Goldman Sachs, juga meyakini The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps di pekan ini, tetapi juga memprediksi Pimpinan The Fed, Jerome Powell akan menyatakan pemangkasan kali ini menjadi yang terakhir, dan suku bunga akan ditahan dalam beberapa waktu ke depan.

Balik lagi ke pergerakan emas pada Jumat, penguatan tajam hanya berlangsung sesaat, emas gagal mempertahankan momentum penguatan dan mengakhiri perdagangan pada US$ 1.504,33/troy ons, atau hanya menguat 0,07% pada Jumat. Sementara hari ini, Senin (28/10/19) pada pukul 12:04 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.503,31/troy ons, melemah 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Pergerakan tersebut menunjukkan jika emas tidak lagi secemerlang beberapa bulan lalu, atau para pelaku pasar bisa jadi menganggap harga emas sudah naik terlalu cepat. Capital Economics, lembaga riset makroekonomi berbasis di London, bahkan memprediksi harga emas akan merosot dua tahun ke depan.

Melansir kitco.com, chief commodities economist di Capital Economics Caroline Bain memproyeksikan harga emas dunia berada di kisaran US$ 1.350/troy ons di akhir 2020. "Tren kenaikan harga emas sudah berakhir," ujarnya.

Untuk tahun 2021, harga emas diprediksi masih akan turun lagi ke kisaran US$ 1.250/troy ons. Sementara untuk akhir tahun ini, harga emas diprediksi akan berada di kisatan US$ 1.500/troy ons. "Di tahun ini, harga emas diuntungkan oleh ketidakpastian ekonomi, peningkatan tensi geopolitik, serta pemangkasan suku bunga di AS" kata Bain.

Capital Economics memprediksi di tahun depan pertumbuhan ekonomi global akan membaik, yang membuat selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar meningkat, dampaknya emas tidak akan menarik lagi. Bain mengatakan "investasi terbaik" untuk tahun depan bukan logam mulia.
Sumber:  cnbcindonesia
PT Rifan

No comments:

Post a Comment