Tuesday, August 4, 2020

Update Covid-19 Indonesia Selasa 4 Agustus 2020: Naik 1.922 Kasus Baru, 37.618 Pasien Masih Dirawat | PT Rifan Financindo

tribunnews

PT Rifan Financindo  -  Pemerintah telah memperbarui data pasien positif virus corona pada laman resmi BNPB Nasional Selasa (4/8/2020) pukul 15.30 WIB.

Berdasarkan  laporan data tersebut, tercatat adanya 1.922 kasus baru.

Total kasus yang terjadi di Indonesia sebanyak 115.056 pasien positif virus corona.


Kemudian, pada hari ini ada 1.813 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total pasien yang sembuh tercatat 72.050 orang.

Sementara untuk pasien meninggal dunia bertambah sebanyak 86 korban, sehingga total menjadi 5.388 kasus kematian.

Sehingga jika diakumulasikan, terdapat 37.618 kasus aktif atau masih menjalani perawatan.

Pandemi Covid-19, Enam Negara Ini Terjatuh ke Jurang Resesi: Amerika Serikat hingga Singapura

Wabah virus corona Covid-19 memberikan dampak yang signifikan atau pukulan telak terhadap berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali ekonomi.

Berbagai negara di dunia pun dihadapkan dengan momok resesi ekonomi. Bahkan saat ini, sudah ada lima negara besar dunia yang sudah terperosok ke jurang resesi.

Resesi atau kemerosotan merupakan suatu kondisi saat Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara menurun atau saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. 

Dampak resesi antara lain bisa mengakibatkan penurunan seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.

Jika ekonomi mengalami penurunan secara drastis, hal ini disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse). 

Berikut adalah daftar enam negara yang sudah secara resmi jatuh ke jurang resesi:

1. Korea Selatan

Perekonomian Korea Selatan mencatat resesi teknis pertama sejak 2003 pada kuartal Juni. Pembatasan aktivitas akibat dari pandemi virus corona menekan kegiatan ekonomi dan permintaan global.

Melansir Reuters, bank sentral Korsel mengatakan, tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel mengalami penurunan sebesar 3,3% yang disesuaikan secara musiman pada kuartal Juni.

Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya PDB Korsel menurun 1,3%. Kontraksi tersebut jauh lebih buruk daripada kontraksi 2,3% yang terlihat dalam jajak pendapat Reuters.

Ekspor barang dan jasa dari negara dengan perekonomian yang bergantung pada perdagangan ini anjlok 16,6%, atau mencatat angka terburuk sejak kuartal terakhir 1963. Itu merupakan hampir 40% dari PDB nominal negara tahun lalu.

Konsumsi swasta, yang menghasilkan hampir setengah dari PDB negara itu, bagaimanapun, naik 1,4% berdasarkan basis kuartal-ke-kuartal, naik dari penurunan 6,5% pada kuartal Maret.

Dari tahun sebelumnya, ekonomi Korsel menyusut 2,9% pada periode April-Juni, secara tajam membalikkan ekspansi 1,4% yang terlihat pada tiga bulan sebelumnya.

Penurunan ini juga lebih curam dari penurunan 2,0% yang diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters.

2. Jerman

Ekonomi Jerman mengalami kontraksi pada tingkat tertajam atau menembus rekor rekor pada kuartal kedua karena runtuhnya belanja konsumen, investasi perusahaan, dan ekspor selama puncak pandemi Covid-19.


Kondisi itu menghapus angka pertumbuhan ekonomi selama hampir 10 tahun.

Reuters memberitakan, kantor Statistik Federal mengatakan output domestik bruto di ekonomi terbesar Eropa itu menyusut 10,1% dalam basis kuartal-ke-kuartal dari April hingga Juni setelah revisi kontraksi 2,0% dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Penurunan ini merupakan yang paling curam sejak badan statistik mulai mengumpulkan data pertumbuhan triwulanan pada tahun 1970 dan lebih buruk dari kontraksi 9% yang diprediksi oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. 

"Sekarang sudah resmi, ini adalah resesi seabad," kata ekonom DekaBank Andreas Scheuerle.

3. Hong Kong

Ekonomi Hong Kong mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam satu dekade pada tahun 2019 ketika terjadi protes anti-pemerintah yang disertai kekerasan dan tarif perdagangan antara Washington dan Beijing pada kuartal terakhir tahun lalu.

Melansir Reuters, ekonomi Hong Kong menyusut 0,4% yang disesuaikan secara musiman pada Oktober-Desember dari kuartal sebelumnya, versus kontraksi 3,0% yang direvisi pada Juli-September.

Secara tahunan, ekonomi menyusut 2,9%, dibandingkan dengan penurunan 2,8% yang direvisi pada kuartal ketiga.

Untuk keseluruhan tahun 2019, produk domestik bruto riil mengalami kontraksi sebesar 1,2%, penurunan tahunan pertama sejak 2009.

4. Jepang


Perekonomian Jepang tergelincir ke dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 4,5 tahun pada kuartal I 2020. Kondisi ini menempatkan Jepang pada jalur kemerosotan terdalam pascaperang ketika krisis virus corona merusak bisnis dan konsumen.

"Sudah hampir pasti bahwa ekonomi mengalami penurunan yang lebih dalam pada kuartal saat ini," kata Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Research Institute. "Jepang telah memasuki resesi besar-besaran."

Data produk domestik bruto (PDB) resmi menunjukkan, ekonomi terbesar ketiga di dunia itu mengalami penurunan tahunan sebesar 3,4% pada kuartal pertama 2020. Sebelumnya, Jepang terakhir kali mengalami resesi di paruh kedua 2015.

5. Singapura

Ekonomi Singapura mengalami kontraksi rekor pada kuartal kedua 2020.

Kondisi itu menyebabkan resesi dan menempatkan negara yang bergantung pada perdagangan tersebut pada kemerosotan terburuk yang pernah terjadi tahun ini ketika wabah virus corona mengekstraksi banyak kerugian pada bisnis.

Produk domestik bruto (PDB) anjlok dengan rekor 41,2% dalam tiga bulan yang berakhir Maret, berdasarkan basis tahunan kuartal ke kuartal, data awal dari Kementerian Perdagangan dan Industri.


Pencapaian tersebut lebih buruk daripada ekspektasi ekonom yakni 37,4% penurunan dalam jajak pendapat Reuters.

Secara year on year, PDB menukik 12,6% dibandingkan perkiraan ekonom yang mematok angka PDB di 10,5%.

Sektor manufaktur tumbuh 2,5% dari tahun lalu, terutama karena lonjakan output di sektor biomedis, meskipun itu masih lebih rendah dari kenaikan 8,2% pada kuartal pertama.

Kemerosotan PDB kali ini merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut bagi Singapura.

Pada kuartal I 2020, ekonomi Singapura menurun 0,3% tahun-ke-tahun (yoy) dan 3,3% kuartal-ke-kuartal. Ini memenuhi definisi untuk resesi teknis.


6. Amerika Serikat

Perekonomian Amerika Serikat jatuh ke jurang resesi pada kuartal II 2020 setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif 32,9%.

Pada kuartal I 2020, negara adidaya ini mengalami kontraksi 5% pada ekonominya. 

Tingkat konsumsi rumah tangga merosot 25%, sementara indeks harga konsumen anjlok 1,5%. 

Bisa dikatakan, ini merupakan periode terburuk perekonomian AS, bahkan bila dibandingkan dengan periode Depresi Besar.

Untuk perbandingan saja, kuartal terburuk perekonomian AS selama Krisis Keuangan Global tahun 2008 adalah minus 8,4% pada kuartal IV-2008.

Sumber: palu.tribunnews
PT Rifan Financindo 

No comments:

Post a Comment