Thursday, October 20, 2022

Komisi Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo   -   Banyak perusahaan menggunakan sistem komisi untuk membayar pegawainya. Jika Anda bekerja di perusahaan tersebut, maka kenalilah berbagai jenis komisi sehingga Anda bisa memiliki gambaran berapa keuntungan Anda dalam periode tertentu.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai apa arti komisi, jenisnya dan cara menghitungnya.


Pengertian Komisi

Dilansir dari Corporate Finance Institute, komisi adalah kompensasi yang dibayarkan kepada pegawai setelah menyelesaikan tugas atau target penjualan tertentu. Komisi diberikan agar pegawai termotivasi untuk dapat menjual barang atau jasa atau menarik pelanggan sebanyak mungkin


Beberapa perusahaan yang sering menawarkan komisi ialah industri kendaraan bermotor, properti dan industri barang konsumsi. Komisi ini bisa bentuk pendapatan terpisah yang dibayarkan pada jadwal yang berbeda atau bisa juga berbarengan dengan penerimaan gaji.


Komisi ini biasanya dihitung berdasarkan persentase dari total penjualan. Artinya, semakin banyak produk yang dapat dijual oleh seorang pegawai, maka semakin tinggi jumlah komisi yang mereka terima.


Penetapan komisi berbeda-beda di tiap perusahaan. Salah satunya dengan cara pemberian komisi tetap, yaitu karyawan mendapatkan persentase tetap berapa pun penjualan yang dia capai. Atau cara lainnya, yaitu memberikan persentase tambahan ketika pegawai mencapai lebih banyak penjualan atau mencapai target yang lebih tinggi.


Jika Anda akan menerima pekerjaan sales atau marketing dengan bayaran komisi, pahamilah dengan seksama kontrak kerja tersebut. Lihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penghasilan Anda, berapa persen komisinya, hingga target yang ditetapkan.


Jenis Komisi

Dirangkum dari The Balance, ada tujuh jenis komisi yang diberikan perusahaan kepada pegawainya.


1. Komisi dan Gaji

Beberapa perusahaan menerapkan sistem komisi dan gaji kepada pegawainya. Dalam sebulan, pegawai selalu mendapatkan gaji tertentu. Selain itu, jika pegawai dapat mencapai target penjualan tertentu maka akan mendapatkan tambahan komisi. Namun jika pegawai tidak mencapai target, maka hanya akan mendapatkan gaji.


2. Laba Kotor (Gross Profit)

Komisi ini dihitung berdasarkan laba kotor perusahaan. Setiap produk memiliki harga dasar, sehingga harus dijual dengan harga di atas harga dasar. Pegawai akan mendapatkan komisi dari laba kotor tersebut.


Misalnya Anda berhasil menjual 10 televisi dengan harga jual Rp 50 juta, sedangkan harga dasarnya Rp 40 juta, sehingga laba kotornya Rp 10 juta. Maka Anda akan mendapatkan beberapa persen dari Rp 10 juta itu. Anda mungkin akan menerima komisi sebesar 10 persen hingga 50 persen sesuai kesepakatan di awal.


3. Komisi Penjualan

Di sini, pegawai akan mendapatkan komisi berdasarkan harga jual suatu produk. Misalkan Anda berhasil menjual mobil seharga Rp 100 juta, sedangkan perusahaan memberikan komisi 5 persen, maka Anda akan mendapatkan komisi Rp 5 juta.


4. Upah Penempatan

Komisi jenis ini akan diberikan tidak menggunakan sistem persentase, namun menggunakan hitungan tetap per unit yang terjual. Sistem ini banyak ditemukan pada perusahaan penjualan mobil. Misalnya, perusahaan menetapkan komisi setiap penjualan satu unit mobil sebesar Rp 10 juta.


5. Komisi Berjenjang

Komisi berjenjang memungkinkan pegawai mendapatkan penghasilan lebih ketika berhasil melebihi target. Semakin berprestasi pegawai, maka komisi akan semakin besar.


Misalnya perusahaan menetapkan komisi 7 persen dari total penjualan Rp 0 hingga Rp 100 juta, atau 10 persen dari total penjualan Rp 100 juta - Rp 150 juta, atau Rp 15 persen jika penjualan mencapai lebih dari Rp 150 juta.


6. Komisi Premi

Penerapan komisi ini sering ditemukan pada perusahaan asuransi. Pegawai mendapatkan untung dari klien yang berhasil diajak bergabung. Setiap klien membayar premi, maka pegawai tersebut mendapatkan komisi.


Misalnya perusahaan menetapkan komisi 5 persen untuk setiap pembayaran premi. Jika setiap bulan klien membayar premi Rp 1 juta, maka pegawai tersebut mendapatkan komisi Rp 50 ribu tiap bulan.


7. Komisi Per Wilayah

Sistem ini biasanya diterapkan untuk pegawai yang bekerja secara tim. Misal satu tim beranggotakan dua orang bekerja untuk satu wilayah kecamatan. Mereka ditarget untuk memperoleh penjualan sebesar Rp 40 juta untuk memperoleh komisi 10 persen.


Dengan sistem ini, besaran komisi dibagi rata, meskipun mungkin pegawai A mencapai penjualan Rp 30 juta dan pegawai B menjual Rp 10 juta. Keduanya tetap memperoleh Rp 2 juta per orang.


Cara Menghitung Komisi

Untuk menghitung berapa komisi yang akan diterima pegawai dalam periode tertentu, ada lima cara yang bisa Anda lakukan.


1. Tentukan Periode Komisi

Langkah pertama ialah menentukan periode penghitungan. Biasanya komisi dihitung dan dibayar setiap bulan. Namun mungkin juga jika perusahaan menghitungnya tiap 15 hari.


2. Hitung Capaian Sesuai Dasar Penghitungan Komisi

Kemudian hitunglah pencapaian Anda dalam periode waktu tersebut. Misal dalam satu bulan Anda bisa menjual produk senilai Rp 50 juta.


Namun jika perusahaan menggunakan dasar variabel produk, maka hitung capaian Anda per produk. Misalnya Anda berhasil menjual produk A Rp 30 juta dan produk B Rp 20 juta.


Atau jika dasar penghitungan komisi perusahaan adalah laba kotor, maka kurangi hasil penjualan dengan harga dasar. Misalnya Anda mencapai penjualan Rp 50 juta dengan harga dasar Rp 40 juta, maka laba kotornya Rp 10 juta.


3. Kalikan dengan Persentase

Setelah mengetahui capaian penjualan Anda, maka kalikanlah dengan persentase yang telah disepakati. Misalnya Anda berhak mendapatkan 5 persen dari capaian penjualan Rp 50 juta, maka Anda memperoleh komisi Rp 2,5 juta.


Atau bisa juga perusahaan menerapkan penghitungan berdasarkan laba kotor dengan besar komisi 20 persen. Jika laba kotornya Rp 10 juta, maka Anda berhak mendapatkan komisi Rp 2 juta.


4. Perhatikan Jika Pakai Variabel Produk

Kemudian jika perusahaan menerapkan komisi yang berbeda-beda di tiap produk, maka hitunglah persentase dan penjualan tiap produk. Misal Anda menjual produk A senilai Rp 30 juta dengan komisi 5 persen dan menjual produk B senilai Rp 20 juta dengan komisi 7 persen. Maka komisi untuk produk A adalah Rp 1,5 juta dan produk B adalah 1,4 juta.


5. Apakah Menggunakan Persentase Berjenjang?

Perhatikan pula jika perusahaan menggunakan persentase berjenjang. Misal perusahaan memberikan komisi 3 persen jika mampu mencapai target penjualan Rp 30 juta, kemudian 5 persen untuk capaian Rp 30 juta - Rp 60 juta kemudian 8 persen untuk capaian di atas Rp 60 juta.


Jika Anda mampu menjual produk senilai Rp 50 juta dalam sebulan, maka Anda akan mendapatkan komisi 5 persen. Maka Anda berhak mengantongi komisi Rp 2,5 juta.


Nah itu tadi penjelasan lengkap terkait apa itu komisi beserta jenisnya dan cara menghitungnya. Detikers jangan sampai salah menghitung komisinya ya.


Sumber : Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment