Tuesday, February 8, 2022

Masalah Minyak Goreng Masih Bikin 'Pusing 7 Keliling'! | PT Rifan Financindo

 PT Rifan Financindo -- Minyak goreng masih menjadi masalah. Bagaimana tidak, stok yang habis hingga harga yang tinggi masih kerap ditemui. Padahal, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berjanji sejak Kamis (03/02/2022) lalu harganya akan murah sesuai harga eceran tertinggi (HET).

HET yang ditetapkan untuk minyak goreng yaitu Rp 11.500/liter untuk kemasan curah, Rp 13.500/liter untuk kemasan sederhana, dan Rp 14.000/liter untuk kemasan premium. Namun, kenyataannnya masih ada minyak goreng dijual dengan harga melebihi HET, belum lagi stoknya yang langka.


detikcom pun mencoba menelusuri ke sejumlah tempat penjual minyak goreng di Jakarta, hari ini, Senin (07/02) kemarin. Seperti di Indomart kawasan Pondok Pinang, Jakarta. Hasilnya benar saja, minyak goreng masih langka. Rak-rak minyak goreng pun kosong. Hanya tempelan nama produk dan harga yang terpampang.


Seorang penjaga toko, Muhammad mengatakan, permintaan minyak goreng memang tinggi. Itu juga yang membuat minyak langka. "Pas barang datang, di display langsung habis hari itu juga," katanya.


Selain itu, minyak goreng yang dikirim hanya satu sampai dua karton per merek. Itu pun hanya dikirim setiap dua hari sekali. Setiap karton berisi enam minyak goreng berisi dua liter.


Tidak jauh berbeda dengan Alfamart di kawasan yang sama. Rak minyak goreng di minimarket ini pun kosong melompong. Tidak ada satu pun minyak goreng yang tersedia.


Penjaga toko yang enggan disebutkan namanya menjelaskan minyak goreng dikirimi tiap dua sampai tiga hari sekali. Ia menjelaskan, tidak sedikit pelanggannya yang memesan minyak goreng via aplikasi. Itu juga yang menjadi penyebab stok di tempat cepat habis.


"Orang memesan via aplikasi. Di sana ketahuan stoknya ada atau tidak. Pesan via aplikasi, bisa bayar, tinggal ambil sendiri di toko, bisa COD juga," katanya.


Masalah minyak goreng ini juga terjadi di pasar tradisional. Harga minyak goreng di pasar tradisional berada di atas HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000/liter. Pedagang rata-rata menjual minyak goreng kemasan premium Rp 38 ribu/2 liter.


Iqbal, pedagang di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, mengaku terpaksa menjual minyak dengan harga di atas ketetapan pemerintah. Pasalnya, yang dia jual adalah stok lama yang dibeli dengan modal yang sudah tinggi.


"Habis gimana saya gak dapat dari sananya (harga murah). Saya gak mungkin jual rugi," katanya.


Akhirnya mau tidak mau ia menjual stok lama dengan harga yang lama. Ia menjual minyak goreng premium dua liter seharga Rp 38 ribu. Iqbal juga sempat bertanya ke sales minyak goreng kenapa sulit. Jawaban sales tersebut karena ekspor minyak goreng. Harga jual di luar negeri lebih tinggi dari dalam negeri


Keluhan juga dirasakan Ci Afang. Ia mengaku dibuat pusing hingga mau nangis.


"Minyak, pusing kita sama minyak. Mau nangis ini kita dari pagi cari minyak," ujar Ci Afang.


Ia mengeluhkan minyak goreng yang katanya murah. Afang mengaku sudah keliling mencari minyak murah tapi tidak ketemu. Stok yang ada hanya yang mahal. Harga minyak curah yang dibeli Afang Rp 250 ribu per satu jerigen. Isi per jerigen itu 16 kilogram minyak curah.


Afang akhirnya menjual minyak goreng curahnya seharga Rp 18 ribu per kilogram. Harga itu pun hanya diberikan ke pelanggannya. Jika bukan, akan lebih mahal lagi.



Sumber : Market.bisnis

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment