Thursday, July 28, 2022

Begini Dampak ke Kendaraan Kalau Pakai Bensin Campur Sawit | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo   -  Penggunaan bensin campur sawit atau biodiesel di Indonesia akan terus ditingkatkan. Dalam hal ini, pemerintah telah menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel secara bertahap mulai dari 10% hingga saat ini di 30% untuk seluruh BBM jenis solar subsidi.

Dan per hari ini, pemerintah menunjukkan keseriusannya lagi dengan melakukan uji jalan bahan bakar biodiesel 40% atau B40. Bahan bakar ini ialah pencampuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebesar 40% dengan 60% bahan bakar minyak jenis solar.

Meski prosesnya telah berlangsung sejak tahun 2004 dari kadar campuran 10%, hingga saat ini masyarakat masih mempertanyakan apa sebenarnya biodiesel ini dan bagaimana dampak penggunaannya pada kendaraan. Ditambah lagi, sempat tersiar kabar mengenai penggunaannya yang dapat membuat kotor mesin mobil dan merusak tangki bensin.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),, Edi Wibowo mengatakan, sejauh ini pihaknya tidak pernah menerima laporan keluhan dari penggunaan biodiesel ini. Bahkan sebagai salah satu pengendara mobil berbahan bakar diesel, ia menyatakan bahan bakar tersebut aman.

"Selama ini tidak ada keluhan seperti itu. Komunikasi dengan Gaikindo dan asosiasi lain di forum juga tidak didapatkan kasus seperti itu. Saya sendiri membuktikan sebagai pengguna," ujar Edi kepada detikcom, Rabu (27/07/2022).

Ia menjelaskan, penerapan kebijakan ini telah dilakukan selama bertahun-tahun secara bertahap, serta melalui proses dan uji coba yang panjang sampai B30 bisa dipergunakan. Bahkan, program biodiesel 30% sendiri kini telah berjalan lebih dari 2 tahun.

Edi juga menambahkan, tentu ada plus dan minus tersendiri antara penggunaan bahan bakar fosil dan biodiesel. Namun banyak kelebihan dari penggunaan bensin campur sawit ini yang bisa kita soroti seperti dampaknya terhadap lingkungan.

"Dari segi mesin kendaraan, centane numbernya lebih bagus dari solar biasa, jadi pembakarannya lebih baik. Kemudian kadar sulfurnya juga lebih rendah, ke lingkungan pun lebih ramah," tuturnya.

Sementara itu, dari segi rata-rata konsumsi bahan bakar, ia mengatakan tidak bisa menjelaskannya secara pasti. Hal ini menurutnya bergantung pada berbagai faktor seperti jenis kendaraan, karakteristik pengguna kendaraan, dan lain sebagainya.

"Yang pasti kalau mobil Venturer milik saya, saya bisa di 1:13,5 (1 liter untuk 13,5 km)," kata Edi.

Sebagai tambahan informasi, per hari ini, Rabu (27/07/2022) pemerintah resmi meluncurkan uji jalan bahan bakar B40 pada kendaraan berbahan bakar diesel. Aktivitas ini dilakukan dengan titik start di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).



Sumber : Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment