Thursday, January 24, 2019

Fakta Seputar Kereta Trans Sulawesi yang Dikritik JK | PT Rifan Financindo



PT Rifan Financindo - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengkritik pembangunan jalur kereta Trans Sulawesi yang menyambungkan daerah-daerah penting di Sulawesi. Menurutnya pembangunan jalur tersebut tak perlu sepanjang dari Selatan ke Utara.

"Membikin kereta api di Sulawesi sampai ke Manado. Barang apa mau diangkut dari Utara ke Selatan, Selatan ke Utara? Nggak ada," kata JK di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Nur Setiawan menerangkan, ada sejumlah komoditas yang bisa diangkut jika kereta tersebut sudah beroperasi.

"Kalau komoditasnya bisa macam-macam. Kalau di Makassar semen, terus pertanian," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Paling tidak saat ini ada dua industri semen yang siap dilayani Kereta Trans Sulawesi, yaitu PT Semen Tonasa dan Semen Bosowa.

Disamping itu, transportasi berbasis rel ini bisa digunakan untuk mengangkut hasil pertanian.

"Kita kemarin bicara sama Bupati, ini ada potensi misalnya pertanian. Nah pusat pusat logistik pertaniannya di mana supaya bisa diangkut," jelasnya.

Selain industri dan hasil pertanian, dia menyebut kereta ini juga bisa digunakan untuk mengangkut kebutuhan sehari-hari.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Nur Setiawan memahami bahwa Trans Sulawesi dibangun bukan untuk memenuhi kebutuhan yang sudah ada. Justru sebaliknya, moda transportasi berbasis rel itu dihadirkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

"Trans (Sulawesi) ini kan didirikan bukan untuk angkut sesuatu yang sudah ada. Tapi adalah men-generate ekonomi wilayah itu," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

"Nah ini kan kayak telur sama ayam, ayam sama telur. Maksudnya Pak JK kalau mau supaya itu cepat berfungsi, pusat industri di-create juga dong," sebutnya.

Kereta Trans Sulawesi ini pun akan menghubungkan wilayah-wilayah di Sulawesi dengan pelabuhan, yaitu Makassar New Port.

Konektivitas yang tercipta itu diyakini akan melahirkan industri industri baru di wilayah tersebut. Dengan demikian, pada akhirnya keberadaan Kereta Trans Sulawesi akan bermanfaat.

"Kayak China, daerah terpencil nggak ada orang, dia bangun. Habis itu dia mulai tumbuh. Tapi nggak selamanya juga berhasil kan namanya memberi trigger (pemicu)," sebutnya.

Di sini, peran pemerintah pusat dan daerah yang saling berkolaborasi juga dibutuhkan, ditambah inisiatif dari masyarakatnya itu sendiri.

Proyek perkeretaapian Trans Sulawesi sepanjang 142 km sudah terbangun 45 km. Proyek ini sudah dimulai sejak November 2015.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Nur Setiawan mengatakan, saat ini pengerjaan rel ditargetkan mencapai 110 km terlebih dahulu.

"Sekarang kan total yang sudah ada anggarannya itu 110 km ya. Yang sudah terbangun sudah sekitar 45 km," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Sebagian rel yang sudah terpasang itu akan memasuki tahap ujicoba pada Maret 2019, yang menghubungkan Tanete Rilau hingga Palanro.

Namun dia belum bisa memastikan kapan kereta siap beroperasi secara komersial. Tapi ditargetkan tahun ini sudah bisa dioperasikan secara komersial.

"Ini kan kita lagi tunggu kontrak perintisnya. Itu kan dari pusat ya. Tapi rencananya tahun ini direncanakan beroperasi," jelasnya.

Dia juga menjelaskan bahwa di tahap awal beroperasi, sebagian dari Kereta Trans Sulawesi itu belum akan berjalan maksimal.

Sumber: finance.detik
PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment