PT Rifan Financindo - Ramai diberitakan berbagai media dalam negeri, kekisruhan di TPS Sydney, Australia akibat banyaknya warga yang tidak bisa memberikan hak suaranya berujung pada sebuah petisi online. Komunitas WNI di Sydney yang menamai dirinya The Rock menuntut diadakannya pemilu ulang. Mereka menuduh pihak PPLN Sydney gagal melayani ratusan warga yang tidak bisa masuk ke TPS hingga jam penutupan.
TPS sendiri terpaksa ditutup sesuai jadwal yang telah ditentukan, yakni pukul 18:00 waktu setempat. Sedianya TPS Sydney yang berlokasi di Sydney Townhall ini dapat mengakomodir WNI yang beralamat di New South Wales, Queensland dan South Australia. Jumlah pemilih di tiga wilayah ini ada sebanyak 20 ribu orang, sementara di Australia sendiri jumlah pemilih ada sebanyak 65 ribu orang.
Dalam pengumuman resmi di laman PPLN Sidney, panitia telah menjelaskan duduk perkaranya. Dikarenakan keterbatasan jam sewa gedung, TPS harus ditutup tepat waktu, namun panitia masih melayani warga yang sudah berada di dalam gedung hingga pukul 19:00 waktu setempat.
Namun, sejak Minggu (14/04) komunitas The Rock telah mengunggah petisi online Pemilu ulang pilpres di Sydney Australia ke laman Change.org. Petisi diajukan kepada Presiden Joko Widodo, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (BPP). Hingga berita ini diturunkan, petisi sudah ditandatangani oleh lebih dari 26.800 orang dengan target maksimal 35 ribu orang.
Tak tak kalah menghebohkan jagat dunia maya, yakni hadirnya sosok Ahok, mantan Gubernur DKI Jakarta di TPS Osaka, Jepang. Dari video berdurasi singkat yang beredar di jejaring sosial, tampak Ahok tengah berdebat dengan salah seorang panitia pemilu di TPS Osaka. Dalam video tersebut terlihat kekesalan Ahok yang merasa dipersulit untuk menggunakan hak suaranya. Kasus bermula ketika nomor antrean Ahok diserobot oleh pemilih yang belum terdaftar. Ahok yang sudah terdaftar menuntut agar dilayani terlebih dahulu. Ahok mengajak warga untuk gunakan hak suaranya di Pemilu 2019
Di Eropa, Belanda menjadi negara tujuan terbanyak WNI berlabuh. Dari daftar PPLN Den Haag tercatat partisipasi WNI pada pemilu serentak tahun 2019 naik dua kali lipat dari Pemilu 2014, "Tahun 2014, partisipasi warga dalam Pilpres yang datang ke TPS sebanyak 2,328 orang, sementara tahun 2019 sebanyak 4,530 orang," jelas PPLN Den Haag dalam laman resminya.
Menjadi sebuah pemandangan yang seragam. Antusiasme WNI di luar negeri pada Pilpres kali ini juga terlihat mengantre panjang di TPS KBRI Singapura. Dari pantauan seorang netizen yang berada di lokasi, antrean mengular di luar TPS hingga ke trotoar jalan sepanjang 2 kilometer.
Hasil dari rapat pleno terbuka rekapitulasi per 15 Desember 2018 oleh KPU, tercatat sebanyak 2 juta WNI di luar negeri yang memberikan hak suaranya pada Pemilu 2019.
Sumber: News.detik
PT Rifan Financindo
No comments:
Post a Comment