Thursday, February 16, 2023

Surplus Neraca Dagang RI 33 Bulan Beruntun, Rupiah Bisa Menguat | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo  -  Surplus neraca perdagangan Indonesia yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) disebut dapat menjadi sentimen penguatan rupiah dalam jangka. Namun, pelaku pasar juga perlu mewaspadai agresivitas moneter Bank Sentral AS Federal Reserve.  

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan neraca perdagangan yang surplus menjadi tanda bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih cukup bagus untuk saat ini dan dapat menjadi penopang penguatan rupiah ke depan.  

“Data-data ekonomi Indonesia belakangan memang menunjukan kondisi ekonomi Indonesia yang masih cukup bagus, termasuk data neraca perdagangan ini yang masih tetap surplus,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Rabu (15/2/2023).  

Rupiah Ditutup Melemah Rp15.206 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mecetak surplus US$3,9 miliar. Capaian tersebut naik tipis dibandingkan dengan surplus bulanan pada Desember 2022 sebesar US$3,89 miliar.  

Adapun, realisasi kinerja ekspor dan impor Januari 2023 merupakan surplus beruntun dalam 33 bulan terakhir. “Kondisi ekonomi yang membaik ini bisa menopang penguatan rupiah,” lanjut Ariston.  

Namun demikian, kata Ariston, secara historis, pergerakan rupiah sangat dipengaruhi oleh sentimen dari luar. Ekspektasi terhadap lanjutan kenaikan suku bunga acuan AS memberikan tekanan ke rupiah. 

Data ekonomi AS yang juga menunjukan kondisi ekonomi yang masih bagus memberikan ruang bagi Bank Sentral AS untuk menaikan suku bunga acuannya untuk mengendalikan inflasi AS yang masih jauh di atas target 2 persen. 

“Dalam jangka pendek tidak, tapi jangka menengah akan menopang penguatan rupiah kalau sentimen luar mereda,” imbuhnya. 

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Selasa (14/2/2023) bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran utama inflasi, naik 0,5 persen pada Januari dalam basis bulanan (mom), kenaikan terbesar dalam tiga bulan dan lebih tinggi dari 0,4 persen yang diharapkan oleh para ekonom. 

Tingkat inflasi tahunan mencapai 6,4 persen pada Januari, turun sedikit dari 6,5 persen pada Desember dan lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 6,2 persen. Sementara itu, pada penutupan perdagangan hari ini, Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.208 per Dolar AS. 

Posisi ini turun sebesar 0,26 persen atau 39 poin dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.  Berdasarkan data Bloomberg pukul 16.21 WIB, indeks dolar AS terpantau menguat 0,31 persen ke posisi 103,553. 


Sumber : market.bisnis

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment