Friday, June 21, 2019

Rumah Kos di Banyuwangi Sepi Penyewa Imbas Penerapan Sistem Zonasi SMA | PT Rifan Finanicndo

Rumah Kos di Banyuwangi Sepi Penyewa Imbas Penerapan Sistem Zonasi SMA

PT Rifan Finanicndo - Penerapan sistem zonasi dalam pendaftaran siswa baru membawa dampak bagi pemilik rumah kos di Banyuwangi. Sejak penerapan sistem ini banyak rumah kos yang mangkrak tanpa penghuni. Kondisi ini terjadi khususnya pada rumah kos yang pangsa pasarnya anak sekolah menengah atas. 

Hal ini terjadi di wilayah Lingkungan Sukorojo, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah. Sejumlah pemilik rumah kos mengaku usahanya sepi akibat penerapan sistem zonasi ini. Hal ini terjadi sejak dua tahun ini. 

"Biasanya kalau sudah masuk masa pendaftaran SMA atau SMK sudah banyak yang pesan kamar kos, sekarang sama sekali tidak ada," kata Rosyid (39), Pemilik rumah kos di Jalan Teratai Gang II, Lingkungan Sukorojo, Banjarsari, Jumat (21/6/2019). 

Rumah kos di wilayah ini memang menyasar siswa SMA/SMK yang bersekolah di SMAN I Glagah, SMAN I Giri, SMKN I Banyuwangi, SMKN I. Glagah. Sebelum penerapan sistem zonasi banyak siswa sekolah berasal dari kecamatan lain khususnya wilayah Banyuwangi selatan mencari rumah kos.

Seperti Kecamatan Srono, Cluring, Bangorejo, Purwoharjo, Gambiran dan sekitarnya. Dengan sistem zonasi, siswa sekolah ini didominasi dari lingkungan sekitarnya saja. 
Rosyid menambahkan, meski banyak kamar kos miliknya yang kosong, namun dirinya tetap harus mengeluarkan biaya operasional. Sebab dia tetap harus mengeluarkan biaya listrik, wifi, biaya kebersihan dan perawatan. Namun demikian 9 kamar yang dikelola tetap sepi. 

"Mau bagaimana lagi, kalau tidak dirawat ya malah rusak, tambah besar kerugian saya," jelasnya. 

Muhammad Ikbal, pemilik rumah kos yang lain justru lebih parah lagi. Sudah dua periode pendaftaran sekolah 8 kamar kos miliknya sama sekali belum pernah terisi. Padahal pria ini sudah memasang papan pengumuman di rumah kos miliknya. 

"Sistem zonasi ini mempengaruhi tingkat hunian rumah kos. Karena siswa yang rumahnya jauh semakin berkurang," tambahnya. 

Dia berharap, jika pemerintah tidak menggunakan sistem yang lama setidaknya bisa memberikan quota khusus untuk siswa dari wilayah luar daerah. Sehingga siswa dari wilayah kecamatan lain masih bisa masuk ke sekolah-sekolah tersebut. 

"Harus ada quota dari luar daerah berapa, 30 persen atau berapa. Sehingga tidak membatasi yang dari luar daerah," pungkasnya.



Sumber: News.detik
PT Rifan Finanicndo

No comments:

Post a Comment