Friday, July 7, 2023

Pengamat Penerbangan Jelaskan Bahaya Serangan Laser ke Pesawat | PT Rifan

PT Rifan -  - Serangan laser ke pesawat terjadi di kawasan Jakarta Utara (Jakut). Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menjelaskan bahaya sorotan laser ke pesawat.

Dia mengatakan sorotan laser dapat mengganggu kemampuan penglihatan. Bahkan sorotan laser bisa membuat mata buta.

"Buat yang kena, (dampaknya bisa) temporary blindness, merusak penyesuaian mata terhadap terhadap gelap malam, dan kalau lagi apes bisa ada permanent eye/vision damage," kata Gerry kepada wartawan, Jumat (7/7/2023).

Sorotan laser yang mengganggu penglihatan pilot tentu membahayakan penerbangan dan keselamatan para penumpang. Dia mengatakan serangan laser bisa membuat tamat karier penerbang.

"Bahaya bagi pilot yang sedang melakukan approach/landing. Kalau permanent eye/vision damage, selesailah karier si pilotnya," katanya.

Gerry mengatakan ada di dalam pesawat saat serangan laser itu terjadi pada Kamis (6/7) sekitar pukul 18.30 WIB. Pesawat yang ditumpanginya terkena serangan laser saat melintas di sekitar kawasan Marunda atau Cilincing, Jakut.

Dia mengatakan saat itu pesawat yang ditumpanginya sedang terbang di ketinggian sekitar 4.000-6.000 kaki atau 1.000-2.000 meter dan jarak horizontal sekitar 3-5 nautical mile (Nm) atau 6-9 kilometer (km). Dia menduga sorotan laser dilakukan sengaja.

"Jarak segitu, dengan pergerakan laser yang tidak ngacak ke mana-mana, ya kemungkinan besar disengaja," kata dia.

Dia mengaku matanya sempat terkena sorotan laser hijau yang ditembakkan pelaku. Gerry mengatakan penglihatannya perlu waktu untuk dapat melihat dengan normal setelah terkena sorotan laser.

"Sempat terkena pesawat sekitar tiga kali. Namun yang pertama pas saya melihat ke arah sumber laser jadi sempat terkena dampak temporary blindness (silau) di satu mata selama beberapa detik," tuturnya.

Dia mengatakan tembakan laser itu ke arah pesawat yang ditumpanginya terjadi sekitar tiga kali. Gerry mengatakan duduk di bangku deret kiri dalam penerbangan rute Bali-Jakarta tersebut.

"Untung penglihatan segera pulih, namun di mata yang terkena baru bisa adaptasi ulang dengan cahaya sekitar kira-kira 1 menit kemudian," kata dia.

Dia berharap persoalan serangan laser tidak terus-terus terjadi. Dia berharap aparat menindak, menertibkan, dan mengedukasi soal bahaya serangan laser.

"Saya sih berharap masalah laser ini nggak jadi kayak zaman dulu. Kalau kayak yang dulu, nah itu berbahaya banget. Bidikannya jago banget," ujarnya.

Terkait hal ini, airnav mengatakan tak menerima laporan pengaduan.

"Dari tim safety kami belum ada menerima laporan. Mungkin bisa cek ke pihak bandara atau otban (otoritas bandara)," kata Internal Public Relations AirNav Syafiandry Kawi saat dimintai konfirmasi terpisah.

Sumber : news.detik

PT Rifan

No comments:

Post a Comment