Tuesday, October 3, 2023

Rupiah Dibuka Merana Rp15.590 per Dolar AS, Cek Sederet Penyebabnya | Rifan

Rifan - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke level Rp15.590 pada perdagangan hari ini, Selasa (3/10/2023).  

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (3/10/2023) pukul 09.10 WIB, nilai tukar rupiah tergerus ke Rp15.590 per dolar AS, melemah 0,43 persen atau 66,5 poin dari posisi sebelumnya. Di sisi lain, indeks dolar AS justru terus melanjutkan penguatan 0,20 persen menuju level 107,11. 

Adapun, beberapa mata uang lain di kawasan Asia juga terpantau melemah di hadapan dolar AS. Misalnya adalah yen Jepang yang melemah tipis 0,01 persen atau 0,02 poin ke level 149,88. 

Diikuti oleh dolar Taiwan yang melemah 0,29 persen, won Korea anjlok 0,67 persen.  Lalu ada peso Filipina turun 0,16 persen, ringgit Malaysia turun 0,15 persen, baht Thailand turun 0,43, serta dolar Singapura yang melemah 0,10 persen.  

Sedangkan mata uang yang menguat di hadapan dolar AS adalah yuan China yang terpantau naik 0,19 persen, rupee India menguat 0,18 persen, serta dolar Hong Kong menguat ke 0,0003 poin ke level 7,83.  

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah kemarin ditutup melemah 0,48 persen ke level Rp15.530 per dolar menjelang pidato Ketua The Fed Jerome Powell. 

Pada hari pertama kuartal IV/2023 terjadi aksi jual obligasi global yang berlanjut dengan imbal hasil Treasury tenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak tahun 2007, karena investor menunggu pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell untuk memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga. 

Imbal hasil Treasury tenor 10 tahun naik lebih dari 6 bps menjadi 4,64 persen. Powell dijadwalkan menyampaikan pidato pada diskusi meja bundar bersama Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker. 

Pandangan mereka akan menjadi perhatian khusus setelah Fed New York John Williams menyarankan pada Jumat lalu bahwa suku bunga pada harus tetap tinggi untuk beberapa waktu (higher for longer). 

Menurut Josua suku bunga dan sikap agresif The Fed tetap menjadi faktor utama dan pendorong utama pasar selama beberapa minggu ke depan. "Pelemahan Rupiah juga dipengaruhi oleh inflasi yang lebih tinggi dibandingkan perkiraan akibat kenaikan harga beras," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (3/9/2023) Inflasi Indonesia untuk September 2023 tercatat 2,28 persen yoy dari ekspektasi sebesar 2,23 persen yoy, sementara inflasi inti tercatat 2,0 persen dari ekspektasi 2,06 persen yoy. 

Pada perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan cenderung bergerak melemah apabila rilis data ISM Manufacturing AS pada bulan September sesuai ekspektasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Rupiah hari ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp15.500-Rp15.600 per dolar AS.


No comments:

Post a Comment