Monday, August 28, 2023

10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Indonesia | PT Rifan Financindo




PT Rifan Financindo  - Dolar Amerika Serikat (AS) merupakan acuan mata uang dunia. Biasanya, perbandingan kuat atau lemahnya mata uang suatu negara akan dibandingkan terlebih dahulu dengan dolar AS.

Mata uang-mata uang terkenal seperti pound sterling Inggris, franc Swiss, hingga dolar Amerika merupakan mata uang yang sudah terkenal kuat dan stabil. Namun, untuk menyusun dan mengetahui daftar mata uang-mata uang terendah dapat dibilang cukup sulit karena situasi ekonomi yang berubah dengan cepat di negara-negara tersebut.

Dilansir dari Forbes India, Jumat (25/8/2023), berikut negara yang memiliki nilai mata uang terendah dunia.


10 Mata Uang Terendah di Dunia


1. Iran (1 USD=42,275 IRR)

Depresiasi rial Iran dapat disebabkan oleh beragam faktor seperti kerusuhan politik, perang Iran-Iraq, dan program nuklir.


2. Vietnam (1 USD=23,820 VND)

Secara historis, Vietnam beroperasi di bawah sistem ekonomi terpusat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan perekonomian Vietnam, tetapi jalan yang harus ditempuh masih panjang. Saat ini, dong Vietnam sedang mengalami devaluasi yang cukup besar.


3. Sierra Leone (1 USD=19,750 SLL)

Sierra Leone, negara di Afrika Barat, menghadapi kemiskinan yang parah. Sierra Leone memang mempunyai sejarah skandal, korupsi, dan peperangan di Afrika Barat, mengakibatkan nilai mata uang dan perekomian mengalami penurunan.


4. Laos (1 USD=19,476.31 LAK)

Nilai mata uang Laos memang sudah relatif rendah sejak negara tersebut didirikan pada tahun 1952. Sisi positifnya, nilai mata uang akan meningkat secara bertahap seiring berjalannya waktu.


5. Indonesia (1 USD=15,328 IDR)

Mata uang Indonesia, rupiah, tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 7 tahun terakhir. Depresiasi rupiah disebabkan oleh berbagai faktor seperti menurunnya cadangan devisa, kegagalan bank sentral atau Bank Indonesia dalam menjaga mata uang, dan ketergantungan negara kepada ekspor komoditas.


6. Uzbekistan (1 USD=12,058.49 UZS)

Perekonomian Uzbekistan termasuk yang terlemah di antara negara-negara lain, mengakibatkan lemahnya mata uang. Meskipun epidemi berdampak pada perekonomian negara, operasi internal tetap akan dilanjutkan di kuartal ketiga tahun 2022. Namun, penurunan output industri menciptakan ketidakstabilan nilai mata uang kedepannya.


7. Guinea (1 USD=8,578 GNF)

Guinea menderita akibat korupsi dan kerusuhan politik, sehingga mata uangnya melemah. Mata uang Guinea terlihat terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.


8. Paraguay (1 USD=7,249.73 PYG)

Paraguay mengalami keruntuhan ekonomi yang tergolong parah sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi yang tinggi, banyaknya pengangguran, dan meningkatnya kemiskinan. Beragam faktor tersebut berdampak buruk pada nilai mata uang Paraguay.


9. Uganda (1 USD=3,728.76 USH)

Saat ini, shilling Uganda merupakan salah satu mata uang yang paling tidak bernilai. Uganda mengalami kemunduran yang signifikan yang berdampak langsung terhadap perekonomian negara.

Kemerosotan ekonomi yang dialami Uganda menghambat kemajuan negara. Meskipun demikian, nilai mata uang Uganda meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan devaluasi paling banyak 5%.


10. Iraq (1 USD=1,307.68 IQD)

Iraq mengalami peningkatan inflasi dan juga kerusuhan politik yang signifikan beberapa tahun terakhir. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya nilai tukar mata uang Iraq.

Daftar di atas menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi oleh negara-negara tersebut, seperti ketidakstabilan politik, transisi ke ekonomi pasar, hingga pandemi yang turut berdampak terhadap depresiasi mata uang.



Sumber : finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment