Thursday, September 21, 2023

Nasib Harta Karun Migas Jumbo di Papua

Papua terkenal sebagai kawasan yang kaya akan sumber daya alam, tak sedikit di antaranya yang belum terjamah. Pulau ini menjadi lokasi dari salah satu kawasan 'harta karun' minyak dan gas bumi (migas) jumbo milik Indonesia.
1. Akan Segera Dilelang
Blok Migas Warim dikabarkan akan segera dilelang. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, pelelangan 'harta karun' migas Papua ini akan dilangsungkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam waktu dekat.

"Blok Warim akan segera ditender," kata Dwi di sela-sela acara The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) ke-4, Nusa Dua Bali, Rabu (20/9/2023).


"Itu sedang disiapkan Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) akan melelangnya," sambungnya.


Pemerintah pun juga telah menyepakati agar PT Pertamina (Persero) melanjutkan eksplorasi di Warim, Papua dengan cara melakukan pengeboran secara miring. Hal ini dilakukan untuk mengkaji potensi dalam blok migas tersebut.

2. Cadangan Migas Dua Kali Blok Masela
Blok Warim disebut-sebut memiliki cadangan migas yang sangat besar. Bahkan, jumlahnya diperkirakan dua kali lipat dibandingkan dengan Blok Masela. Oleh karena itu, ia kerap disebut sebagai 'harta karun' Papua.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan, potensi sumber daya migas yang terkandung dalam Blok Warim mencapai 27 miliar barel per hari.

"Kita lihat kemarin kita temukan lagi potensial 27 miliar crude oil potensial di Warim, di Papua," ungkap Luhut, dalam pembukaan Marine Spatial Planning and Expo Service 2023 di Pullman Jakarta Central Park, Selasa (19/9/2023).

Kawasan ini termasuk ke dalam 5 temuan sumber migas yang telah diumumkan. Blok Warim juga menjadi salah satu fokus SKK Migas dan Kementerian ESDM untuk segera dikembangkan dalam waktu dekat.

3. Sempat Terpentok Masalah Lingkungan
Di sisi lain, upaya untuk memanfaatkan harta karun ini menemui tantangan. Pengembangan kawasan ini sempat bermasalah lantaran wilayahnya bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz.

Menyangkut kondisi ini, Dwi menjamin proyek garapan blok migas raksasa itu tak akan mengganggu keberadaan hutan lindung Papua. Sebelumnya, kawasan ini tumpang tindih sekitar 9% dengan area hutan tersebut.

"Mengenai hutan lindung yang overlap (dengan hutan lindung) itu akan ditinggal," tegasnya.


No comments:

Post a Comment